The Interview with Korlap The Macz Man
Butuh waktu yang lama
untuk menemukan suatu tema yang pas, inginku menemukan sesuatu yang sedikit
unik dan menarik untuk dibahas, tapi inilah yang dapat kutemukan. Mencari
sebuah kumpulan atau komunitas untuk sebuah kota yang besar mungkin butuh yang
cukup lama, apalagi kan kota sebuah kota yang bernamakan ‘Makassar’ itu
sangatlah sulit dan Makassar kota yang luas.Mencari dan menentukan
sebuah komunitas itu ibarat kita mencari seorang wanita yang pas dan tepat di
hati kita itu butuh kerja keras bung, awalnya kubertanya kepada kawan-kawanku
yang kebetulan ada juga berdomisili di sini hingga ke senior-senior ku di
kampus mengenai komunitas apa saja yang sedang ngetrend di Makassar, mulai
dance, skateboard, standup comedy, macam-macam lah pokoknya, hingga ku putuskan
lah ku ambil sebuah komunitas sepakbola yakni ‘The Macz Man’ Persatuan
Sepakbola Makassar (PSM).Siapa yang tidak kenal
dengan PSM Makassar klub kebanggan dari Kota daeng ini ? Klub yang berdiri
sejak tahun 1915 ini punya prestasi yang baik di kancah sepakbola Nasional dan
pernah meraih juara pada tahun 2000. Di balik lelaki yang hebat terdapat wanita
yang hebat, begitupula dengan klub, sebuah prestasi tak mudah diraih tanpa
kerja keras, latihan, hingga dukungan para Supporter yang tak pernah habis. Menemukan
basis supporter pencinta PSM inilah tak semudah membalikkan telapak tangan,
membutuhkan isi informasi yang lebih mendalam mulai dari alamat hingga orang-orang
yang berada disana.Berminggu-minggu kucari
mulai dari akun facebook,twitter, dan lainnya, agak sulit rupanya kutemukan,
hingga ku liat di akun BBM (BlackBerry Messenger) teman sekolahku yang bernama
Irzal, yang saat ini kuliah di Surabaya di profil gambarnya menggunakan kaos
The Macz Man dengan penuh ceria dan bangga, “bro, kau anak the macz man kah,
??” tanyaku padanya via bbm, “tidak, bro”. balasnya. “kau punya contact/ no
hpnya anak the macz man kah, ??” tanyaku lagi. “Iya bro, tapi anak Surabaya,
mau tidak ?,balas si Irzal ,“sip boleh lah..!!” balasku dengan senang.Hasil kerja keras ku
akhirnya membuahkan hasil. Akhirnya kuhubungi kawan Irzal itu di Surabaya
beberapa menit hingga diberikan lagi contact anak The Macz Man ini namanya
Rezky, walaupun cuma diberikan pin BB tapi tidak apa-apalah. Wah, tambah senang
lagi aku, sudah dapat kontak dapat kontak lagi aku, senang dua kali lagi. ku
aktifkan BBMku dan mencoba bercakap akrab dengan dirinya, seorang lelaki dengan
wajah ceria yang punya kumis dan janggut di gambar profilnya dan tampak sedikit
kurus.Dengan mengucap
Bismillah mudah-mudahan bukanlah kata satir dan sarkas yang ia ucapkan, ku
mulai dengan kata “Asslamulaikum kanda”, entah ia Muslim atau bukan.
“walaikumsalam wr.wb kanda”, jawabnya. Tampak mulai akrab pula kata-katanya, ku
lanjutkan terus percakapanku hingga maksud dan tujuan ku cakap padanya hingga
kata Alhamdulillah, ia bersedia untuk sebuah interview, walau waktu dan tempat
belum kami atur.Terlintas dalam
pikiranku, kelak apa yang ingin ku bahas dengan orang ini, itupun akan terjawab
ketika kelak interview nanti. Dari hari ke hari hingga minggu ke minggu bingung
dan selalu terlintas setiap ku kembali ke kos. Hingga satu minggu sebelum
final, dosen pun mengatakan tugas ini hari rabu depan, 7 Januari 2015 harus di
kumpul, jika tidak dapat error.
Perasaan yang semakin
campur aduk,panik, histeris, teriak pun terjadi dan hanya memikirkan itu. Ku
hubungi lagi orang ini untuk ku bujuk interview, selalu bertanya orang ini “ wawancara untuk apa kanda ?” dan
bingung ku jawab apa, “ lalu ku mulai mengajukan pertanyaan yang masih
mengada-ada, “mengenai PSM kanda, bisa ji kah kanda, ? tolong kanda. Tanya ku
kembali dengan nada memohon.Berhari hari tak
kunjung balas buat semakin ribet dan menujukkan ketidakjelasan hampir membuatku
jadi tidak konsisten, apakah harus ku ambil tema lain apa tidak, sempat pula
dalam beberapa hari senior dari fakultas tetangga memberikan ide cari hal yang
lain saja untuk pertimbangan. Walau bagaiamana pun, “the show must go on”.Hingga hari itu pun
tiba, Sabtu 3 Januari 2015 kami pun mengatur waktu untuk bertemu di SMA 3
Makassar pukul 13.10. Angin berhembus sangat kencang dan turunnya hujan dan tak tahu kapan
berhenti membuat ku harus tetap pergi hanya modal jas hujan. Tibaku di sebuah
kawasan banjir di dekat kompleks rumah warga di Jl. Baji Areng dan
Alhamdulillah kami pun bertemu di sebuah warung kopi, sebuah tempat pas untuk
minum secangkir kopi hangat sambil wawancara, baju warna merah yang bertuliskan
Manchester United dengan jeans ¾ yang ia kenakan tampak sedikit kebasahan.Seorang mahasiswa
kelahiran Watampone 23 Tahun yang lalu, Andi Muh. Faizal namanya, ichal sapaan
akrabnya menjabat sebagai Koordinator Lapangan (Korlap) di SMA 3 Makassar dan The Macz Man, saat ini kuliah di salah
satu kampus swasta di Makassar. Kami pun bertemu untuk pertama kali, jabat
tangan melemparkan senyum sambil menanyakan kabar masing-masing sambil
mengeringkan tubuh walau hanya lembar demi lembar sebuah tisu tipis.
Kami memulai dengan
memesan kopi hitam sambil berbincang sekitar 1-2 jam, tapi belum masuk ke inti
tujuanku, suasana yang sedikit berisik seperti pasar, kami pun ke tempat sepi
yang agak tenang dan damai, ke SMA 3 Makassar tak terlalu jauh dari warkop tadi
dengan jalan kaki saja dengan kondisi air tergenang yang setinggi lutut orang dewasa.
Begitu tiba, ku mulai
dengan mengambil sebuah handphone sambil merekam percakapan. Telah kususun
draft pertanyaan yang kubuat semalaman dan kusampaikan semua. Agak takutnya di
awal, ichal mengira ini wawancara investigasi, ku jelaskan perlahan-lahan
hingga beliau mengerti. Selama percakapan berlangsung lama, kanda ichal
menjawab dengan santai dan tak tergesa-gesa sambil mengaruk garuk kepalanya.
“awalnya the macz man smaga (SMA 3) ini terbentuk pada tanggal 3 bulan 3 tahun
2006 yang di bentuk oleh alumni kemudian saya lanjutkan tahun 2007 hingga
sekarang yang di mana tujuannya, untuk memperkenal dan membentuk tali
silaturahmi antar sektor-sektor dan mempererat loyalitas dan solidaritas di
kalangan supporter bukan hanya di kenal anarkis ya, tapi dituntut untuk selalu
kreatif untuk mendukung tim kesayangan”, ujarnya.Mengenai masalah
loyalitas, sempat ku tanyakan bagaimana ketika tim kesayangan kota daeng ini
harus bermain di tanah jawa dan dengan nada sedikit sedih ia katakan “walaupun
PSM Home Basenya musim lalu di Surabaya, mau tidak mau kami harus ke sana untuk
mendukung, tapi kami selaku supporter berharap PSM bisa bermain di Makassar
lagi, dan Insya Allah PSM musim depan akan bermain di Stadion Andi Mattalata
lagi”. jawab penggemar dari Rasyid Bakrie ini.Tak punya tempat
tinggal di Surabaya, mereka pun tinggal di rumah kerabatnya, Rezky yang
kebetulan anak Makassar juga punya sebuah kontrakan kecil, hidup seperti anak
kosan selama beberapa bulan, makan seadanya dan hidup apa adanya, itulah hidup.Menjadi seorang
Kordinator Lapangan (Korlap) merupakan tanggung jawab dan kepercayaan yang
besar dari anggotanya. Pertama kali di percaya menjadi korlap merupakan hal
yang tak terduga, kebanggan, dan butuh keberanian yang besar mengiringi ribuan
supporter The Macz Man. Kagumku ketika kanda mengiringi berdiri di pagar tribun
sambil mengiringi ribuan supporter The Macz Man layaknya ombak laut yang selalu
mendukung selama 90 menit penuh. Gugup hingga tegang itulah yang ia rasakan
pertama kali mengiringi pasukan The Macz Man dan tak pernah lelah mendukung
setiap PSM Makassar bermain baik kandang maupun tandang.Dari sekian
pertandingan yang PSM jalani, aku sempat menanyakan pertandingan yang berkesan,
kesan yang tak pernah ia lupakan pada tahun 2005, PSM vs Persebaya Surabaya, di
Surabaya, Persebaya Surabaya terkenal dengan “Bonek Mania”nya. “Datang ke
Surabaya bak uji nyali, seperti sumbang nyawa ke Surabaya, kalau kau datang ke
Surabaya, berharap saja kau punya nyawa cadangan”, ungkapnya dengan nada keras
sambil tertawa.PSM datang bersama
supporter The Macz Man disambut dengan sambutan negatif dari pelabuhan.
Bukannya sebuah senyuman malah ribuan batu yang diberikan bis supporter dan
ofisial tim PSM Makassar, Tak tinggal diam, pasukan The Macz Man keluar dari
bis membalas mengejar Bonek Mania sampai terpecah belah. Sungguh sambutan yang
tak layak untuk tamu seperti PSM. Malam itu akhirnya tiba
dan bertemu kembali kedua supporter itu di Stadiun Gelora Bung Tomo,
atmosfernya begitu panas. Keduanya di kawal oleh seorang bidadari-bidadari yang
berwajah sangar dan bermodalkan senjata besar untuk menjaga pertandingan tetap
aman. Peluit di bunyikan oleh wasit, Bonek dan The Macz Man memberikan dukungan
dan mengiringi pasukan masing-masing dengan nyanyian yang khas, mereka begitu
kompak bagaikan orchestra. Sayang, kedua tim berakhir dengan skor imbang 2-2
dan rasa benci yang mendalam,tatapan dendam dan mata menyala masih membekas di
hati The Macz Man hingga 2008. “Mengiringi supporter
di Surabaya bagi saya adalah hal yang bisa dilupakan, apalagi pertandingan ini
layaknya Derby “El Clasico” antara Real Madrid dan Barcelona. Hingga tahun 2009
kami pun datang kembali ke Surabaya dengan nyali besar dengan maksud untuk
mengakhiri konflik yang sudah berlangsung lama dan Alhamdulillah kami berdamai
dengan Bonek Mania sampai sekarang”. Ujar kanda ichal.Di dalam lapangan kami
itu lawan, tapi di luar kita adalah kawan. Itu semua hanya sepenggal cerita
yang perlu di buang tempat sampah dan tak perlu di ambil lagi. Bagiku seorang
The Macz Man dan PSM Makassar seperti sepasang kekasih yang saling melengkapi,
mendukung sampai mati. Berharap penuh mudah-mudahan PSM Makassar mampu meraih
Juara musim depan dan terlebih lagi bisa bermain di Tanah sendiri. “Saya ada
karena PSM dan PSM ada karena saya. Walau bagaimana pun PSM jika nantinya turun
turun kasta, saya akan terus dan tetap dukung PSM.” tegasnya.Kalah dan menang itu
sudah biasa di pertandingan. Cinta dan Loyalitas sebuah hal yang terpenting
buat sebuah supporter. Tim tak berarti tanpa pendukung. Dibalik kesuksesan
sebuah tim terdapat sebuah cerita rahasia dari supporter. Di mana pun dan
kapanpun supporter akan selalu dan terus ada untuk tim, PSM untuk The Macz Man
dan The Macz Man untuk PSM. “PSM Until Die”.
Bagus, tulisan seperti ini harus dibudayakan hingga ke masa depan. Insya Allah, akan berguna.
BalasHapus